Senin, 15 Juni 2015

Harta Karun Jepara (trailer) - Penthol Production
Poster Kelompok, Tema: Ekonomi Lokal

Konsep poster dibuat dengan kombinasi warna hijau dan putih (lebih di dominasi hijau) dan background dibuat lebih transparan. Di dalam poster menampilkan beberapa gambar seperti kerajinan ukiran, kerajinan monel dan ikon khas Jepara yang bertujuan untuk memperkenalkan potensi ekonomi lokal di Kabupaten Jepara ke masyarakat luas. Jenis font dan ukuran yang bervariasi dengan tulisan “Explore Local Economics Jepara” dibalut warna hitam menjadikan pesan tersampaikan secara tegas. Adanya perpaduan antara gambar dan tulisan dikemas secara seimbang atau balance agar poster terlihat lebih menarik.

Kamis, 14 Mei 2015

Asal Usul Istilah Pedagang Kaki Lima

Muslimdaily.net – Menyebut pedagang kaki lima atau disingkat PKL / PK5, yang teringat dalam benak kita seringkali adalah seorang pedagang yang menjual dengan sebuah gerobak roda dua dan satu kayu penyangga. Lebih dari itu, kesan semrawut, tidak tertib, dan kesan kumuh seringkali menjadi stigma negatifnya.

Siapa sih sebenarnya Pedagang Kaki Lima itu? Setidaknya ada dua asal-usul atau versi darimana kemunculan istilah Pedagang Kaki Lima. Pertama, orang secara umum mengetahui Pedagang Kaki Lima dikarenakan oleh alasan pedagang yang dimaksud memiliki “kaki” (dalam pengertian konotatif) berjumlah lima. Asosiasi ini tentunya akan mengarah kepada para pedagang yang berjualan dengan mendorong gerobak beroda dua. Dengan demikian, pedagang itu dianggap menjadi pedagang berkaki lima. Dua kaki adalah kaki dalam makna sebenarnya si pedagang, tiga kaki lainnya diasosiasikan pada dua roda gerobak dan satu kayu penyangganya.

Pasar Tradisional Menjadi Pasar Pesona Budaya

Oleh : Satriya Nugraha, SP
Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Dari
Provinsi Jawa Timur 2014-2019
Staf Konsultan Ekowisata, Pertanian dan Evaluasi Lahan

Undang Undang Dasar 1945 Pasal 32 mengamanatkan bahwa “negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”. Oleh karena itu, pemerintah, pemerintah Provinsi dan Kabupaten / Kota perlu melestarikan budaya lokal dalam upaya memajukan kebudayaan nasional. Salah satu contoh budaya lokal adalah pasar tradisional. Perlu diketahui, pasar tradisional merupakan salah satu wujud budaya lokal dan ekonomi rakyat yang dapat menjadi wahana efektif untuk melestarikan kebudayaan. Selama ini, kondisi pasar tradisional hampir memprihatinkan, dianggap kumuh dan kurang tertata dengan baik. Bahkan sebagian pemerintah daerah mengalihfungsikan pasar tradisional menjadi pasar modern.

Dompet Dhuafa Kembangkan Potensi Ekonomi Lokal

Makassar - Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan kembali memperkuat perekonomian masyarakat dengan memasarkan potensi-potensi lokal di kawasan tersebut melalui program Celebes Berdaya.

Celebes Berdaya dari segmen perekonomian mencakup delapan nilai pemberdayaan yang tersebar di sejumlah titik di Sulawesi Selatan. Tiga di antaranya yaitu program pemberdayaan bakso sehat, kacang mete dan kacang disko.“Tiap tahun Dompet Dhuafa terus berupaya menggali potensi-potensi lokal yang ada di seluruh Indonesia untuk dikembangkan dan dikreasikan sebagai program pemberdayaan masyarakat, termasuk di Sulawesi Selatan ini," ujar Pemimpin Cabang Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan Andriansyah seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Beritasatu.com, Selasa (24/2).